Powered by Blogger.

Saturday, 11 July 2015

Sejarah SLiMS

Sejarah SLiMS

Disalin dan disunting dari sumber asli: http://id.wikipedia.org/wiki/Senayan_(perangkat_lunak)
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web (yang awalnya) yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas ini dibangun dengan menggunakan basis dataMySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source.

Daftar isi

Sejarah Pengembangan

Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional [1]. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono [2], dengan Programmer Arie Nugraha [3], Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko [4], Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (Gorontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta).
Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com).
Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, anggota tim pengembang Senayan, program manajemen perpustakaan ini pertama kali dikembangkan pada November 2006. Waktu itu, para pengelola Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah kebingungan karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice adalah perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British Council.
Departemen tak memiliki anggaran untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain itu, Alice adalah produk tidak bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit mempelajari program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain, sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen tersebut.
Hendro lantas mengusulkan ke Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang memayungi perpustakaan di departemen itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti Alice. ”Karena awalnya dikembangkan dengan uang negara, harus bisa diperoleh secara bebas oleh masyarakat,” katanya.
Software baru itu kemudian dikembangkan dengan General Public License, sistem perizinan yang lazim digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan ini mensyaratkan agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan didistribusikan ke pihak lain secara bebas.
Pada awalnya Hendro dan Arie Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat lunak yang sudah jadi, tapi terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP MyLibrary dan OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan aplikasi dan basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku harus terpisah. ”Nah, software yang ada waktu itu menggabungkan keduanya, sehingga tabel itu jadi lebih rumit karena memuat data pengarang 1, pengarang 2, dan seterusnya,” kata Hendro.
Teknologi yang digunakan dalam software itu pun umumnya memakai bahasa pemrograman Perl dan C++ yang relatif lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan departemen yang tak punya latar belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa perangkat lunak tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.
Dengan berbagai pertimbangan itu, mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru sama sekali dengan memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang mereka pelajari secara otodidak. ”Kami semua berlatar belakang pustakawan. Kebetulan kami suka pada teknologi informasi dan sama-sama mempelajarinya,” kata Arie.
Karena awalnya dikembangkan di perpustakaan yang berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan punya nilai pasar yang bagus, aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai seperti tempat kelahirannya.
Senayan berukuran kecil dan sangat mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux maupun Windows. ”Besar seluruh file program, termasuk program Linux, kurang dari 1 gigabita,” kata Arie saat menjaga gerai Senayan di pameran Global Conference on Open Source di Hotel Shangri-La Jakarta, 27 Oktober lalu.
Meski dibangun di atas platform GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua sistem operasi komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan barcode, PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks berbasis web.
Yang terpenting, Senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia. ”Karena yang mengembangkan adalah para pustakawan, kami berani menjamin bahwa aplikasi ini sesuai dengan standar yang dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,” kata Hendro.
Untuk mengembangkan Senayan, Hendro dan Arie mengajak anggota di mailing list ISIS (ics-isis@yahoogroups.com)—kelompok diskusi para pustakawan pengguna perangkat lunak manajemen perpustakaan milik UNESCO—bergabung. Beberapa pustakawan lain menanggapi rencana mereka, bahkan turut membantu mengembangkan peranti lunak itu.
Jadilah Senayan versi beta yang hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi itu. Merekalah yang menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut. Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional yang ketiga.
Sebenarnya Senayan belum sempurna saat itu, tapi Hendro merasa bahwa program ini harus segera digunakan, terutama agar pustakawan di kantornya terbiasa dengan program baru ini dan mempercepat migrasi dari Alice. ”Semula kami pakai program Senayan dan Alice secara bersamaan, tapi ketika pengunjung sedang ramai, para pustakawan cenderung memakai Alice. Akhirnya kami matikan Alice sama sekali, dan mereka terpaksa hanya memakai Senayan,” kata Hendro.
Seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie, yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.
Tiga bulan berikutnya, Hendro mengundang beberapa pustakawan yang aktif di mailing list ISIS untuk menghadiri Senayan Developer’s Day—acara perekrutan tenaga pengembang program itu. Dari acara tersebut, terpilihlah empat nama: Purwoko, pustakawan Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wardiyono, programer sebuah organisasi lingkungan; Sulfan Zayd, pustakawan di Sekolah Mentari; dan Arif Syamsudin, pustakawan di Sekolah Internasional Stella Maris.
Selama tiga hari para pustakawan terpilih itu berkumpul dan berkonsentrasi dalam penambahan fitur, perbaikan, dan pembaruan dokumen Senayan. Hasilnya, mereka meluncurkan Senayan versi yang lebih stabil dan dokumen program. Maret tahun berikutnya mereka berkumpul kembali dengan kegiatan yang sama.
Belakangan, mereka mendapat bantuan dari Tobias Zeumer, programer di Jerman. Zeumer mengganti program multibahasa Senayan dengan PHP Gettext, standar program multibahasa di lingkungan peranti lunak sistem terbuka. ”Dia peduli pada pengembangan Senayan dan salah satunya adalah menambahkan fitur bahasa Jerman pada Senayan,” kata Hendro.
Selain terus memperkaya Senayan, tim pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.
Ketika dirilis pertama kali, Senayan baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu kali lebih program itu diunduh.
Karena dapat diunduh secara bebas, Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini. Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan.
Senayan kini sudah berkembang jauh. Ia tak hanya menampilkan data buku, tapi juga dapat menampilkan gambar, suara, buku elektronik, dan bahkan video. Hendro dan timnya juga sedang mengembangkan agar setiap server pengguna Senayan dapat saling ”bicara”, sehingga nanti dapat dibangun sebuah gerbang pencarian data buku dalam jaringan yang dapat menelusuri semua katalog. ”Nanti akan ada sebuah gerbang agar pencarian buku cukup melalui satu situs saja,” kata Arie.

Lisensi

Karena pertama kali dikembangkan dengan dana APBN, maka untuk menjamin agar SLiMS bisa digunakan, didistribusikan dan dimodifikasi dengan bebas oleh seluruh rakyat Indonesia, SLiMS dirilis dengan lisensi GNU General Public License versi 3.

Union Catalog Server

Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan katalog induk, maka sejak versi Senayan 3 Stable14, ditambahkan fitur Union Catalog Server (UCS). Katalog induk adalah katalog yang rekod katalog-nya merupakan gabungan dari dua perpustakaan atau lebih. Dengan UCS maka perpustakaan-perpustakaan bisa menggabungkan rekod katalog mereka ke dalam sebuah katalog besar yang memudahkan pemustaka dalam menemukan koleksi yang mereka butuhkan. Beberapa contoh dari katalog induk online yang sudah berjalan dengan menggunakan UCS adalah:
Disalin dari: http://slims.web.id/web/?q=node/70

Pranala luar

Friday, 24 April 2015

Aturan membuat presentasi powerpoint


Tak bisa dipungkiri lagi bahwa presentasi dengan mempergunakan Powerpoint telah
menjadi standar dan banyak di pakai dimana-mana. Entah itu di instansi pemerintahan, universitas ataupun di sekolah-sekolah.
Namun seringkali kita mengabaikan hal-hal kecil yang bisa menjadi boomerang buat diri kita sendiri.
Tidak jarang kita menganggap bahwa Microsoft Powerpoint sangat mudah dan sudah biasa dilakukan.
Betul!
Namun, sudahkah anda mengerti betul bahwa dalam membuat atau menyusun powerpoint itu ada aturan yang seharusnya anda ikuti agar presentasi anda berhasil?
Jangan lupa bahwa secara psikologis, manusia hanya tertarik mendengarkan selama 12 mn saja. Apakah presentasi yang anda buat bisa muat dalam waktu sesingkat itu?

Baiklah, berikut ini adalah beberapa tips membuat presentasi Powerpoint yang baik dan benar sehingga presentasi anda nantinya bakal disukai dan diberi applaus oleh audience. Seperti kita ketahui bahwa dengan sebuah presentasi yang baik, maka proyek proposal, usulan atau pendapat Anda, mempunyai kesempatan besar untuk disetujui.
Sebelum anda membuat presentasi dengan Powerpoint sebaiknya anda tahu betul ingin membuat presentasi tentang apa?

Langkah pertama adalah dengan menyusun “storyboard” atau alur cerita yang akan anda buat untuk memukau pendengar anda.

Sebagai contoh:
Anda akan membuat presentasi mengenai ajakan untuk mendaur ulang (recycle).


Setelah itu ada beberapa aturan yang harus anda perhatikan sebagai berikut:

1. Mudah dibaca
Presentasi yang baik adalah yang mudah dibaca, jadi pergunakan huruf standar misal Arial atau Times New Roman. Selain itu pergunakan huruf yang cukup besar, jangan sampai Audience kesulitan membaca karena huruf yang anda pergunakan terlalu kecil.

2. Judul yang jelas pada setiap Slide
Pergunakanlah huruf tebal, jelas dan mudah dibaca pada setiap judul slide anda.

3. Background yang sederhana

Perhatikan background yang anda pergunakan pada setiap slide yang andabuat. Jangan sampai kalimat yang ada tulis jadi tidak bisa terbaca dengan jelas, karena anda memakai background yang terlalu kontras.

4. Grafik dan Diagram
Mempergunakan gambar seperti grafik dan diagram akan membantu anda untuk lebih menjelaskan tentang topik yang sedang anda presentasikan. Selain itu dengan mempergunakan grafik atau diagram, akan sedikit menyegarkan suasana dan mengundang perhatian para audience

5. Tetap fokus

Tulislah hal-hal pokok atau penting saja yang ada hubungan dengan topik yang sedang anda presentasikan. Jangan menggunakan terlalu banyak kata atau kalimat dalam satu slide presentasi. Cukup anda tulis judul atau garis besarnya saja.

6. Nyambung

Penting diperhatikan, setiap slide yang anda buat satu sama lain saling berhubungan.

7. Jangan terlalu banyak slide
Jangan membuat slide presentasi yang terlalu banyak untuk satu topik yang anda bahas. Buatlah Slide seefisien mungkin. Kalau topik yang anda bahas memang panjang, penjelasan secara lisan tentu lebih baik.

8. Berbicara yang jelas
Saat presentasi sedang berlangsung berbicara dengan jelas. Sehingga audience bisa memahami presentasi yang anda sampaikan. Kebanyakanaudience beranggapan bahwa sebuah presentasi Powerpoint selalu kering dan membosankankan, dengan kreativitas anda dan pembicaraan yang baik, anda bisa mengubah pandangan tersebut.

9. Beri kesempatan untuk bertanya

Kalau bisa, luangkan waktu untuk memberikan kesempatan kepada audience untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak dimengerti dari presentasi yang anda sampaikan.

10. Future Follow Up
Hal penting lainnya, adalah beri kesempatan kepada audience untuk bertanya di lain waktu mengenai topik presentasi yang anda sampaikan. Jadi jangan segan-segan untuk mencantumkan e-mail, no. telepon atau website anda di akhir presentasi anda. Sehingga mereka bisa bertanya kapanpun juga. Ini
semua bisa menjadi nilai plus bagi anda.
Silahkan download filenya disini:
  1. http://downloads.ziddu.com/download/24479736/5-C-1-Creating-a-Linear-PowerPoint-Fredy-review.ppt.html
  2. http://downloads.ziddu.com/download/24479742/5-B-1-Creating-a-Storyboard.pdf.html

Sunday, 1 March 2015

Pembuatan Bahan Ajar

Pembuatan Bahan Ajar

Pembuatan bahan ajar dengan Microsoft Powerpoint menjadi video dengan menggunakan contoh dengan "Bakso soft Ball" rekayasa foto Adobe Photoshop.

Ing. Louis Frederick Rakotoarison, MT
Curriculum Consultant

Sunday, 15 February 2015

Assembly G.5


Dalam rangka berpartisipasi dalam assembly pekan ini, para siswa kelas 5 Cendekia Leadership School Bandung mementaskan drama teatrikal bergenre komedi yang berjudul “Dukun VS Dokter”. Drama ini menceritakan mengenai betapa pentingnya kesehatan bagi tubuh kita sehingga jangan remehkan suatu penyakit apapun, disamping itu pendidikan dan ilmu pengetahuan juga memegang peranan penting untuk menjaga kesehatan, karena bila kita menderita atau mengalami suatu penyakit, kita akan tahu kemana kita berobat dan bagaimana cara menyembuhkan penyakit kita dengan tepat.

Drama yang dikemas secara komedi ini mengisahkan tentang sebuah desa (Desa Bojong Koneng) yang terpencil dan memiliki penduduk yang belum memiliki kesadaran tentang pentingnya arti kesehatan, disamping belum adanya pelayanan kesehatan mereka cenderung lebih mempercayai praktek pengobatan illegal, dalam drama ini beberapa orang penduduk memilih pergi ke praktek pengobatan yang dilakukan oleh seorang dukun (Ki Kusumo) dan asistennya (Ki Bojo). Kedua orang ini merupakan tokoh yang amat disegani di desa tersebut, sehingga mereka semena- mena memberikan tarif pengobatan yang sangat tinggi padahal mereka tidak melakukan pengobatan yang sesuai dengan prosedur.
Akibatnya, beberapa pasien yang berobat kepada mereka bukannya sembuh, malah semakin parah. Selang beberapa bulan datanglah seorang dokter (Dokter John) dari sebuah kota yang memberanikan diri untuk membuka praktek di Desa Bojong Koneng, bersama seorang perawatnya (Suster Puspa) mereka diberitahukan bahwa belum ada seorang dokter pun yang pernah membuka praktek di desa tersebut. Setelah beberapa minggu tinggal dan membuka praktek di Desa Bojong Koneng, beberapa penduduk mulai menyadari kesalahan mereka dalam menyembuhkan penyakit yang mereka derita, akhirnya mereka mulai berbondong – bondong pergi ke dokter untuk menyembuhkan penyakit mereka, karena dokter tersebut dapat mendiagnosis penyakit dengan tepat serta melakukan pengobatan yang sesuai dengan prosedur, namun puncak permasalahan timbul saat dukun yang biasa dikunjungi para penduduk desa tersebut mulai kehilangan banyak pasien lalu dia mengetahui dari asistennya bahwa sekarang ada dokter membuka praktek di Desa Bojong Koneng, tentu saja dukun itu sangat murka. Kemudian dukun beserta asistennya mendatangi tempat praktek Dokter John serta menyalahkan keberadaan dokter tersebut yang mengakibatkan penghasilan mereka menurun drastis, walaupun Dokter John mencoba menjelaskan keberadaannya di Desa Bojong Koneng, tetapi Dukun dan asistennya malah terus menyerang Dokter John walau berusaha dilerai oleh Suster Puspa,lalu keributan antara dukun dan dokter terdengar oleh pemimpin Desa Bojong Koneng (Pak Lurah), kemudian beliau dan anak laki – lakinya  serta beberapa penduduk mendatangi tempat keributan tersebut. Akhirnya atas nasihat Pak Lurah dukun dan dokter bisa didamaikan dan Desa Bojong Konengpun menjadi damai kembali.

Drama yang dikemas secara komedi ini merupakan hasil karya orisinil dari guru serta para siswa kelas 5 dan dukungan dari sekolah. Para siswa kelas 5 mempersiapkan drama ini dengan matang walaupun waktunya terbatas, persiapan yang mereka lakukan diantaranya:
1.       Membantu menyiapkan dan menuliskan naskah
2.       Menyiapkan peralatan dan kostum
3.       Membuat rekaman suara mereka sendiri
4.        Membantu menyiapkan tata panggung
5.       Mementaskan drama di depan aula

Berikut merupakan nama para siswa yang berperan dalam drama berjudul :

“Dukun VS Dokter”

Andi M. Yuandana Putra.C sebagai Dokter John
Inggar Murbo Tjaroko sebagai Ki Kusumo
Sakagala Gema Lafadzagat sebagai Ki Bojo
Anggrek Bulan Puspa Pesona sebagai Suster Puspa
Farrel Reyhan Adyatama sebagai Pak Lurah
Gisela Nur Fitriani sebagai Ibunya pasien patah tulang + patah hati
Aria Hadiputra Susilohadi sebagai pasien patah tulang + patah hati
Prasidya Dhanurendra Zijlstra sebagai Chicken Boy
Julian Kevin Rog sebagai Ayahnya Chicken Boy
Nauval Affiyata Adli sebagai anaknya pak lurah

Pendukung Pembuatan Drama

Fitri Aina Guru Kelas G.5, pembuat dan penyunting naskah
Gilang Fajar Guru Asisten G.5 Narator
Louis Frederick Rakotoarison [Fredy]  Suara dan Pengarah adegan & DVD Cover Design

Rabu, 10 November 2010

Ing. Louis Frederick Rakotoarison, MT
ICT Coordinator, Cendekia Leadership School

Saturday, 14 February 2015

Math is fun!


Matematika termasuk matapelajaran yang paling ditakuti kebanyakan dari kita semua.
Bisakah kita membuat matapelajaran yang satu ini agar tidak menjadi momok menakutkan bagi kebanyakan orang?

Dari sekian banyak siswa selalu saja ada anggapan bahwa “matematika” adalah mata pelajaran sangat menakutkan dan kebanyakan mencoba atau berusaha menghindarinya.
Apakah kita pernah mengaitkan pelajaran kita dengan ke “tujuh” kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang dipopulerkan Dr. Howard Gardner?

Menurut beberapa ahli pendidikan maupun peneliti, pembelajaran berbasis pendekatan kecerdasan majemuk sadalah sebuah inovasi pendidikan. Kecerdasan majemuk tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1) Intelegensi Linguistik: kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara oral maupun tertutis.
2) Intelegensi matematis-Logis: kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola serta pemikiran logis dan ilmiah.
3) Intelegensi Ruang-Spasial: kemampuan untuk menangkap dunia ruang-spasial secara tepat.
4) Intelegensi Kinestetik-badani: kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan atau perasaan.
5) Intelegensi Musik: kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara.
6) Intelegensi Interpersonal: kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain.
7) Intelegensi Intrapersonal: kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasarkan pengenalan diri itu.
Namun belakangan ini berkat pengembanga dari parapakar pendidikan masih ada:
8) Intelegensi lingkungan/Naturalis (Perkembangan selanjutnya dari 7): kemampuan untuk mengerti alam lingkungan dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam
naturaI; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan tersebut secara produktif.
9) Intelegensi eksistensial (Perkembangan lebih lanjut dari 8) (Amstrong, 2002): kepekaan atau kemampuan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi manusia.
Kesembilan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal sejak usia dini, minimal sejak usia sekolah dasar agar bermanfaat bagi individu tersebut.

Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences diterima karena mampu masuk kedalam semua jenis kecerdasan anak. Konsep ini menegasi mitos bahwa anak cerdas adalah anak yang memiliki komponen kecerdasan tertentu saja. Karena menurut teori ini pada hakikatnya setiap anak adalah cerdas. Karena setiap anak memiliki kecerdasan tertentu dan potensi tertentu dan anak satu dengan anak lainnya memiliki kecerdasan yang berbeda.Kita mengenal Albert Einstein fisikawan jenius dan dianggap manusia paling cerdas abad 20 yang jika kita pahami dalam konteks kecerdasan majemuknya Gardner hanya memiliki komponen kecerdasan tertentu.
Begitu pula yang berbakat dengan sepakbola ataupun mereka yang menggeluti olahraga yang lain.
Setiap perencanaan pembelajaran sudah sepatutnya menyertakan beberapa unsur di dalam kecerdasan majemuk ini.

Tentu saja kita memahami betul bahwa ada beberapa factor lain juga harus kita pertimbangkan dalam kegiatan pelajar-mengajar agar penyampaian aktivitas di kelas menjadi maksimal.
Setiap waktu adalah istimewa dalam kegiatan kita yaitu melihat dan mengamati kondisi siswa-siswi kita di setiap waktu atau jam mengajar kita oleh karena tidak akan sama kondisi tersebut pada saat kita masuk lebih pagi apalagi mengajar matapelajaran matematika setelah makan siang.
Adapula saran sebaiknya jam pelajaran matematika tidak dilaksanakan pada siang hari karena siswa relatif tidak segar lagi pada jam-jam yang dimaksud.
Disinilah perlunya guru matapelajaran matematika menyiasati keadaan oleh karena dengan jadwal padat dan harus disesuaikan dengan ketersediaan guru pula pelajaran ini harus dilakukan setelah jam makan siang.

Bagaimana ya caranya?
Buatlah pengajaran matematika menjadi menyenangkan. Menjadikan pelajaran anda lebih menarik sebaiknya Anda coba menggunakan berbagai alat seperti permainan matematika online, role play, menerapkan matematika dalam kehidupan nyata dan masih banyak lagi.

Tunjukkan Matematika dalam kehidupan nyata
Memberikan contoh membuat anak-anak atau siswa-siswi memahami bahwa matematika itu selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apakah mereka pernah mempunyai uang jajan?
Apakah mereka pernah membeli sesuatu lalu mendapatkan uang kembalian, apakah uang kembalian tidak kurang?

Apakah mereka pernah membeli permen yang harga satuannya ketahuan lalu setelah mereka menyukainya ingin membeli beberapa? Itu sudah menyatakan perkalian.
Apakah mereka baik dengan temannya lalu membeli permen untuk dikasih ke temannya yang tidak mampu mebelinya? Itu sudah menyatakan pembagian.

Belajar tentang capacity (l, cl, ml) dapat pula dilakukan dengan mengisi wadah berukuran
500 ml untuk melatih siswa dengan aktivitas nyata. Mereka dapat mengetahui isi yang sebenarnya dari beberapa wadah yang digunakan untuk aktivitas ini. Dalam contoh ember berwarna hijau dan merah muda.



Role Play

Anak-anak senang berprilaku sebagai guru, sebagai orangtua, sebagai penjual.
Dengan demikian mereka mempraktekkan langsung apa yang mereka pelajari dan dapat dipahami setelah bermain peran, semisal penjual dan pembeli dengan menggunakan uang-uangan (lokal atau luar semisal dollar dalam kasus kami). Mereka akan merasakan bagaimana memberikan uang kembalian dan dapat mengklaim kalau uang yang diberikan tidak cukup.
Saya membiarkan murid saya bermain “monopoli” untuk meningkatkan mental “entrepreneurship” mereka juga dengan bermain.

Gunakan game matematika online
Anda harus dapat membaca “gerak-gerik” anak-anak dengan membaca perilaku mereka setelah sekian lama menjelaskan pelajaran. Ada kalanya kita dapat menggunakan fasilitas internet di sekolah dan bermain “game online”. Semua anak suka bermain game. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk mengajar matematika.
Matematika dengan menggunakan computer akan menjadi sangat membantu anak-anak untuk menghilangkan kejenuhan dan menjadi selingan sehingga terkadang mereka sudah tidak sabar menunggu jadwal matematika berikutnya. Banyak permainan online bisa anda gunakan.
Ini ada beberapa yang pernah kami gunakan:
-    www.abcya.com
-    www.hoodamath.com
-    http://www.funbrain.com/brain/MathBrain/MathBrain.html
-    http://www.playkidsgames.com/games/mathfact/default.htm
-    http://www.crickweb.co.uk/ks1numeracy.html
-    http://www.bbc.co.uk

Dengan cara bergerak menjadikan siswa-siswi lebih aktif dan tidak merasakan kejenuhan apalagi dengan pengaruh dari “gejala pencernahan” yang menyebabkan mereka mengantuk saat hanya duduk di kelas mendengarkan anda menjelaskan pelajaran. (...to be continued...)




Ing. Louis Frederick Rakotoarison, MT
Curriculum Consultant

Pentingnya peran orangtua dalam pendidikan

Dalam proses pendidikan ada 3 faktor determinan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. 


Peranan pendidikan keluarga
Keluarga menjadi faktor utama dan pertama serta sangat penting dalam proses pendidikan anak. Jika pada proses awal pendidikan anak ini terdapat kesalahan, maka akan berdampak pada proses pendidikan berikutnya baik di sekolah maupun di masyarakat. Pernyataan di atas bukan berarti kegagalan dalam mendidik harus dilimpahkan kepada orang tua karena gagal mengemban tugas sebagai orang tua di dalam keluarga karena lingkungan juga ikut berperan dalam perkembangan anak.
Keluarga terdekat dalam pendidikan adalah sang Bunda yang sejak masih dalam kandungan sudah berkominikasi secara batin sampai dilahirkan  selalu di samping sang buah hati maka peranan ibu adalah yang terdepan dan penting terhadap pendidikan anak-anaknya Ibu yang memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu bercengkerama dengan anak-anaknya.
Bukan berarti Sang Ayah atau Bapak tidak mendapatkan peranan dalam pendidikan.
Kelebihan ilmu dan keterampilan mendidik suami harus dibagikan kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian antara suami dan istri saling mengisi dan menjadi penyeimbang akan terjadinya sebuah harmoni dalam pendidikan keluarga.
Harmoni serta kerjasama antara anggota keluarga sangatlah penting dalam pendidikan keluarga oleh karena pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali.


Peranan sekolah dalam pendidikan anak

Sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak selama proses belajar mengajar. Hendaknya pembelajaran tidak hanya berputar di matapelajaran atau KBM semata dengan mengajarkan menulis, membaca, dan berhitung tetapi juga perlu pendidikan akhlak, pendidikan karakter atau pembentukan karakter (Character Building) untuk menjadikan para peserta didik mempunyai pendidikan secara lengkap. Saya selalu berpesan kepada para guru sebaiknya mereka “mengajar lalu pulang” kalau mereka disebut pengajar akan tetapi mereka lebih baik dari itu sebagai “pendidik” dan dapat dicontoh oleh para peserta didik. 

Mungkin ada yang bertanya, kalau begitu apa bentuk kerjasama antara orang tua dan sekolah?

Para orang tua harus mempunyai komunikasi dua arah dengan sekolah untuk kamajuan serta perkembangan anak secara menyeluruh. Sekolah manapun pasti mempunyai tugas untuk berkominikasi secara baik dan komprehensif dengan orang tua demi terciptanya cita-cita bersama yaitu meningkatkan mutu pendidikan oleh karena  semua  yang  direncanakan  oleh  sekolah  ataupun  harapan  para  orang  tua  bisa  berakhir  dengan kekecewaan bilamana tidak terjalin kerjasama dan saling percaya antara sekolah dan orang tua.
Kebanyakan orang tua atau masyarakat masih beranggapan bahwa anak-anaknya bersekolah dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya oleh sekolah oleh karena sekolahlah memberikan pengajaran dan pendidikan yang bersesuaian dengan taraf perkembangan masyarakat padahal kebanyakan keluarga masih tertinggal dalam hal taraf pendidikan.
Akibatnya, orangt tua sepertinya memercayakan segala aspek pendidikan anak kepada sekolah dan orang tua melupakan tanggungjawab bersama dan banyak orang tua seperti melepaskan diri dari tanggung jawab pendidikan anaknya.
Akhir kata, kedua belah pihak, sekolah maupun orang tua mempunyai satu tujuan yaitu berkembangan anak secara menyeluruh, jasmani dan rohani.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat meningkatkan kerjasama antara orang tua peserta didik dengan sekolah demi kemajuan bersama.

Tulisan ini masih jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanya milik “Allah SWT”

Semoga bermanfaat bagi oran tua dan pendidik.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah.



Louis Frederick Rakotoarison [Fredy].
Curriculum Consultant

Embedding ICT Across The Curriculum

EMBEDDING ICT ACROSS THE CURRICULUM

Sudah kita bicarakan sekilas di artikel sebelumnya kalau belum cukup jelas mari kita lebih mendalam dan mendetil di kesempatan kali ini. Kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia secara bebas embed adalah menyertakan. Jadi secara utuh judul di atas adalah menyertakan ICT/TIK ke dalam pembelajaran atau ke dalam kurikulum.

Kalau dipakai dalam kehidupan sehari-hari metode ini sangat memungkinkan anak didik untuk berkembang karena dapat teori dapat mempraktekannya. Sesuatu yang mereka pelajari di kelas dapat divisualisasikan secara jelas dan dapat mereka buktikan sendiri dengan melakukannya lewat eksperimen dan berupa laporan setelah dipraktekkan dengan pembelajaran ICT/TIK.
Ada beberapa contoh bisa kita simak dengan menyertakan pembelajaran di kelas dengan pembelajaran computer atau TIK. Mari kita simak contoh yang pertama.

Suatu hari dating seorang guru berdiskusi dengan guru computer di sekolah kalau ada proyek akhir akan dilaksanakan murid Kelas IV SD mengenai penghematan energy. Setelah berdiskusi dengan beberapa hal semisal penilaian, apa yang akan dilakukan pokoknya teknisnyalah.

Sampailah ke kesepakatan terakhir bahwa murid akan membuat video sederhana:
1- Murid mewawancarai orang tua atau orang dewasa dengan cara penghematan energy yang biasa dilakukan mereka di rumah dan merekam mereka dengan alat seadanya kamera handphone atau mobile phone atau kamera biasa untuk mendapatkan video.
Selain pengambilan video dari rumah murid juga diwajibkan melakukan hal yang sama di sekolah dengan minta bantuan teman-temannya untuk merekam cara mereka menerangkan cara penghematan energy dengan memperagakannya sendiri.
2- Setelah video dari rumah atau di lingkungan sekolah didapatkan lalu murid tersebut meminta bantuan guru computer dan mengajarkan mereka bagaimana memindahkannya ke dalam computer namanya “Video Capture”.
3- Barulah mereka bekerjasama dengan guru computer mengerjakan video tersebut dengan berbagai teknik pengeditan seperti menambah tulisan, credit tulisan berjalan di akhir setiap movie atau film, segala efek, dll.

Dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang anda dan murid anda selama proses ini.
Akhirnya selesailah video tentang penghematan energy ini.
Mudah-mudahan semua yang tertuang ke dalam tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah serta memperluas wawasan kita dengan membiarkan anak didik kita berkreasi ria.

Louis Frederick Rakotoarison [Fredy]
Curriculum Consultant

Pengalaman Menarik Dari Ubuntu

PENGALAMAN MENARIK DARI UBUNTU

Beberapa hari yang lalu saya menolong teman saya yang sedang bermasalah dengan virus.
Virus tersebut dapat beranak-pinak dalam sekejap dan siap menyerbu “folders” di dalam komputer.
Dia menyamar sebagai email jadi kalau dilihat di Windows XP versi apapun icon seperti amplop mendingan kalau amplop berduuit, he! He! Namun amplop yang ini kirimannya adalah virus. Maksudnya itu adalah lambang virus.

Kalau di Windows7 lambangnya menjadi seperti icon Ms. Outlook.
Virus ini membuat nama: “nama_komputer.eml atau readme.eml”
Saya menggunakan “external hard disk” sebagai media penolong dan gudang software untuk membasmi si virus bandel ini, namun akhirnya dia juga menjadi terinfeksi oleh virus ini dan sampai berimbas di komputer desktop serta laptop di rumah saya.
Situasi ini tentu saja sangat merugikan karena selain beresiko merusak sekaligus menghambat pekerjaan dan terancam tidak bisa melakukan apa-apa.
Menghubungi teman dekat meminta nasehat dan bantuan namun gagal, pokoknya segala usaha dilakukan agar masalah ini terselesaikan.
Usaha terakhir adalah dengan “back-up” se-isi hard disk laptop dan install ulang. Pada saat install ulang ini baru muncullah fenomena yang tidak saya duga sebelumnya, penasaran? Begini ceritannya, saya berusaha menyelamatkan laptop saya yang secara belak-belakan saya panggil mesin duit, alangkah kecewanya karena setelah pinjam “external dvd” dari teman, si laptop tidak mau lagi membaca isi CD maupun DVD sudah jelas bahwa CD/DVD tersebut “bootable” namun tetap mengeluarkan error non-bootable atau NON-SYSTEM DISK ERROR.

Akhirnya karena takut gagal lagi lalu memikirkan dan mencoba sesuatu yang agak sedikit “ekstrim” dicabut hard disk dari laptop dan dipasang di komputer desktop untuk di-install Operating System lalu jatuhlah pilihan kepada sang penyelamat “UBUNTU” dengan harapan setelah instalasi selesai hard disk dicabut kembali lalu dipasang di tempat aslinya yaitu: laptop.
Selama proses instalasi jangan lupa berdo’a dan istighfar agar usaha seharian memikirkan kombinasi-kombinasi yang sangat panjang di atas gagal lagi. Walaupun dengan rasa was-was akhirnya semua berjalan dengan lancar.

Ternyata setelah dipasang kembali di laptop dan dinyalakan, laptop langsung dapat menjalankan Ubuntu tanpa “babibu” dan sampai sekarang saya jatuh cinta dengannya.
Pantaslah kalau disebut “Ubuntu Linux for Human Beings”.Kesimpilannya apakah bisa kalau software berbasis Windows di install di komputer lain dulu baru hard disk terinstal dipindahkan ke komputer lain dan langsung jalan? Nggak kan? Kecuali melakukan cara yang namanya “cloning”. Beda dengan Ubuntu satu hard disk dicabut dari laptop di install Ubuntu di komputer lain lalu dipasang kembali ke laptop langsung jalan.

Saya menggunakan:
Desktop Komputer: Pentium IV, 512MB Memory, 120 GB Hard disk (yang dari laptop)
Selamat mencoba.

Louis Frederick Rakotoarison [Fredy]
Curriculum Consultant

Kreatif Dan Sederhana

KREATIF DAN  SEDERHANA

Dapatkah kita membuat pelajaran sangat sederhana, menarik dan berkesan bagi siswa?
Contoh sederhana yang akan kita bahas adalah pembelajaran animasi sederhana untuk kelas 2 SD.
Pasti kita sudah kaget mendengarkan bahwa anak kelas 2 SD akan mampu melaksanakan tugas ini.
Sangat mungkin dan hampir semua anak dapat memahami. Pada pelajaran khususnya di bidang ICT anak-anak kelas SD dari kelas 1 s/d 3 adalah berbasis gambar atau grafik dengan mewarnai drag and drop, kelincahan menggunakan sang “tikus” sakti atau “mouse” dalam bahasa inggris. Pengenalan perintah “save”, “save as” adalah langkah berikutnya. Menyimpan hasil kerja adalah hal yang akan dapat menyulitkan dan perlu usaha sedikit karena tidak jarang yang menggunakan sistem network dengan server atau workgroup. Untuk itu harus jelas disimpan dimana file hasil atau yang masih dikerjakan, di folder mereka di computer server atau di computer local yang sedang mereka gunakan.

Untuk itu mari kita langsung ke intinya. Anak-anak pastinya sudah diperkenalkan dengan bangun datar atau bidang datar di kelasnya masing-masing jadi memudahkan kita untuk menjelaskannya di pelajaran komputer.

Kalau begitu, apa yang dapat dihubungkan dalam pembelajaran ICT atau komputer?
Kami sedang gencar-gencarnya memacu guru-guru di tempat saya untuk menggunakan “Embedding ICT Across the Curriculum”. Ingat daya pikir anak-anak dan kelincahan dalam menggunakan mouse bisa berbeda satu sama lain dalam hal ini jadi siswa lebih baik tidak direkomendasikan ikut keinginan kita untuk menggambar sesuatu yang kita guru inginkan; biarkan mereka berkreasi sebebas-bebasnya berimajinasi dengan warna dan bentuk yang mereka inginkan.

Lalu tugas kita apa?

Kita memberikan pembelajaran tentang bagaimana membuat garis lurus, vertikal, miring serta bulat karena semua gambar bisa didapat dari kombinasi bentuk atau shape tersebut. Miisalnya:  kombinasi segiempat berasal dari garis lurus, vertikal. Jika segi empat tersebut dikombinasikan lagi dengan garis miring dapat menghasilkan gambar rumah dan gambar-gambar lainnya. Demikian pula dengan kombinasi bentuk bulat, garis lurus, vertikal, miring dapat menghasilkan gambar mobil dan lain sebagainya. Kalau kita kembali ke pembuatan animasi seperti saya katakan di atas sangat mungkin bukan untuk mengajarkan animasi pada anak kelas 2 SD?

Anda sudah mulai mengerti mungkin bagaimana itu mungkin dilaksanakan.
Dengan mengetik namanya sendiri dengan perangkat lunak pembuat gambar semisal “Paint.net”, sangat sederhana dan gratis pula lalu mewarnai setiap hurufnya dan menyimpannya dengan nama “file” berbeda pakai saja angka 1.gif, 2.gif, dst yang cocok dengan animasi. Gunakan pula perangkat sederhana dan gratis “unfreez” yang hanya mengandalkan “drag and drop” dan tentu saja produk dari semua itu simpan dengan hasilakhir.gif misalnya.

Setelah animasi tersebut dijalankan anda dan murid anda akan bangga dengan hasilnya. Selamat berkreasi dan kreatif rekan-rekan guru untuk membuat suasana menyenangkan di setiap kelas anda.

Louis Frederick Rakotoarison [Fredy]
Curriculum Consultant